.png)
Indah itu jika kita punya Iman
Assalamu'alaikum Wrt. Wb.
KEAJAIBAN SHOLAT TEPAT WAKTU
(Sebuah Kisah Nyata)
(ProWA3)
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Saya ada cerita ttg sahabat sy, beda profesi tapi amalannya sama dgn saya. Dia selalu menjaga sholat di awal waktu. Apa yg terjadi? Dgn menjaga sholat wajib di awal waktu ternyata dia mendapatkan keberkahan yg tidak pernah terbayang sebelumnya.
Sahabat saya yg satu ini, profesi awalnya adalah sopir angkot. Setiap hari dia menyupir angkot dgn sistem setoran ke majikan sbg pemilik mobil angkotnya.
Nah, suatu hari, majikannya bangkrut akibat semakin mahalnya harga bensin. Akhirnya sahabat saya ini, namakanlah dia Udin, jadi tidak punya mata pencaharian krn angkot majikannya sdh dijual. Sbg orang yg tidak gampang putus asa, akhirnya Udin memiilih jadi tukang becak.
Sbg tukang becak, kehidupan nya tentu serba kekurangan. Dia tinggal bersama tiga putri dan seorang istrinya di sebuah rumah kontrakan yg kecil.
Tidak ada yg istimewa dari kehidupan Udin sehari-harinya. Namun setelah dicermati, tenyata ada satu hal yg membuat Udin berbeda dari abang becak lainnya, bahkan dari kebanyakan kita. Udin selalu menjaga sholat di awal waktu, dan selalu dia usahakan utk melakukannya di Masjid secara berjamaah.
Setiap mendekati waktu sholat, jika tidak ada penumpang, dia akan mangkal di tempat yang dekat dengan masjid.
Tenyata kebiasaan Udin itu sdh berlangsung lebih dari dua tahun. Istri dan ketiga putrinya pun begitu, mereka selalu sholat di awal waktu, meskipun mereka kerjakan di rumah.
Berikut ini cerita Udin kpd saya:
Suatu hari ketika saya sedang mangkal di salah satu hotel berbintang di Bandung, ada seorang ibu turun dari mobil Mercy. Dia mendekati saya dan minta untuk diantar ke salah satu tempat perbelanjaan di kawasan alun2 kota Bandung,
Saya malah nanya, “Enggak salah Bu naik becak?”
“Engga Bang, jalanan macet, biar mobil ditinggal di hotel aja, sekalian sopir saya istirahat,” jawab si Ibu.
Maka sy anterlah si Ibu dan asistennya ke pusat perbelanja an yg dia minta. Ketika mende. kati alun2, terdengarlah suara adzan dzuhur dari Masjid Raya Jawa Barat.
Saya langsung belokkan becak ke pelataran parkir Masjid. Si Ibu heran dgn apa yg saya lakukan.
“Bang kok berhenti di sini?” kata si Ibu.
“Iya Bu, udah adzan, Allah udah manggil kita buat sholat.”
“Saya mau sholat dulu. Ibu turun di sini aja, tokonya udah dekat kok, di belakang masjid ini. Biar Bu GAk USAH BAYAR.”
“Tanggung, Bang, lagian saya takut nyasar,” kata si Ibu.
“Kalo Ibu mau saya anter saya sholat dulu, ya, Bu.”
Setelah selesai sholat sy pun kembali ke becak sy. Ternyata si Ibu dan asistennya masih nunggu di becak. Diantarlah si Ibu tadi ke pusat perbelanjaan di belakang Masjid Raya.
“Bang, tunggu disni ya, ntar antar lagi saya balik ke hotel,” kata si Ibu.
“Iya Bu, tapi kalo Ibu balik lagi ke becak pas adzan ashar, ibu tunggu dulu di sini, saya jalan kaki ke masjid.”
Singkat cerita si Ibu kembali ke becak jam 15.30. Kemudian di becak dia nanya dimana saya tinggal.
Si Ibu penasaran dgn kebiasaan saya, demi sholat di awal waktu sy berani meninggalkan penum pang di becak, gak peduli dibayar atau tidak.
“Bang, saya pengen tau rumah abang,” kata si Ibu.
“Waduh emangnya kenapa Bu?” tanya saya kaget.
“Saya pengen kenal sama keluarga abang,” kata si Ibu.
“Jangan Bu, rumah saya jauh. Lagian di rumah saya engga ada apa-apa.”
Si Ibu terus memaksa. Akhirnya setelah menunggu si Ibu sholat jamak dzuhur dan ashar di hotel, mereka pun pergi menuju rumah saya.
Tapi kali ini sy pake becak, si Ibu dan asistennya mengikuti di belakang pake mobil Mercy-nya
Setibanya di rumah kontrakan sy, si Ibu kaget, karena rumah nya sangat kecil. Tapi kok berani tidak dibayar demi bisa shollat di awal waktu?
Mungkin karena penasaran si Ibu nanya. “Bang koq berani enggak dibayar?”
“Rezeki itu bukan dari pekerja an kita, Bu. Rezeki itu dari Allah, saya yakin itu. Makanya kalo Allah memanggil, kita harus dateng.”
“Hayya 'alalfalaah… kan jelas Bu. Marilah kita menuju keme nangan, kesejahteraan dan, kebahagiaan. Saya ikhtiar udah dgn narik becak, hasilnya gimana Allah. Yang penting kitanya takwa kepada Allah, ya kan Bu?” kata saya.
“Saya yakin janji Allah di QS At-Talaq 2-3.” kata saya. Si Ibu pun terdiam sambil meneteskan air mata.
Setelah dikenalkan dan ngobrol dgn keluarga saya si Ibu pun pamit. Sambil minta saya utk mengantarkannya lagi berbelan ja minggu depan.
“Insya Allah, saya siap Bu,” kata saya. Si Ibu pun pamit sambil memberi ongkos becak dlm amplop kpd Istri saya. Setelah si Ibu pergi, amplop pun dibuka. Ternyata isinya satu juta rupiah. Saya dan keluarga pun kaget dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kpd saya sekeluarga melewati si Ibu tadi.
Seminggu kemudian sy datang ke hotel tempat si Ibu menginap Setelah bertanya kpd satpam, sy tidak diperbolehkan masuk. Satpam engga percaya ada tamu hotel bintang lima janjian sama seorang tukang becak. Saya gak maksa dan kembali ke becak saya.
Mungkin karena penasaran sy belum datang juga, akhirnya si Ibu keluar, dan melihat saya sedang tertidur di becak.
“Bang, kenapa engga masuk?” tanya si Ibu sambil membangun kan saya.
“Gak boleh sama satpam, Bu," jawab saya.
“Bang, kan kemaren abang yg ngajak saya jalan2 pake becak. Sekarang giliran saya ngajak abang jalan2 pake mobil saya,” kata si Ibu.
“Lah, Ibu ini gimana sih, katanya mau saya anter ke toko lagi,” kata saya.
“Iya mau dianter tapi bukan ke toko bang,” kata si Ibu yg segera di-iya-kan oleh si asisten. .
Setelah diajak naik mobil Mercy nya si Ibu, sy tetap menolak.
“Udah saya pake becak saya aja, ngikut di belakang mobil Ibu. Engga pantes saya naik mobil sebagus itu,” kata saya.
“Lagian becak saya mau ditaro dimana?”
Namun setelah dibujuk oleh sopir dan asisten si Ibu, sy pun mau ikut naik mobil. Becak sy dititip di parkiran belakang hotel.
Berangkatlah kami dari hotel. Masih dgn rasa penasaran sy pun bertanya, “Mau kemana sih Bu?”
Di salah satu kantor Bank Syariah, kami pun berhenti. “Bang, pinjem KTP nya ya”, kata asisten si Ibu.
“Waduh apalagi nih?” pikir sy.
“Buat apa, Neng? Kok saya diajakin ke Bank, terus KTP buat apa?,” tanya sy heran.
Akhirnya asisten si Ibu menjelaskan, bhw ketika minggu lalu mereka saya anter belanja, si Ibu mendapatkan sebuah pelajaran. Pelajaran hidup yg sangat mendalam. Ketika seorang abang becak dgn kehidupan yg pas-pasan tapi begitu percaya kepada janji Allah dlm masalah rezeki.
Sementara si Ibu yg seorang pengusaha besar dan suaminya pun pengusaha, selama ini kadang ragu pada janji Allah soal rezeki. Seringkali, akibat kesibukan mengurus usahanya, dia menunda-nunda sholat. Bahkan tidak jarang sampai lupa sholat.
“Nah sejak minggu lalu setelah pulang dari Bandung, Ibu mulai merubah kebiasaannya. Dia selalu berusaha sholat di awal waktu”, kata si asisten.
Sesdh pulang ke Jakarta, suaminya pun heran dgn perubahan si Ibu. Padahal dia juga punya kebiasaan yg sama dgn istrinya. Setelah diceritakan asal mula perubahan itu, suaminya pun menyadari, bhw selama ini mereka salah. Terlalu mengejar dunia. Oleh karena itu Ibu dan suaminya ingin mengha diahi saya untuk berangkat haji. Mendengar akan DIBERANG KATKAN IBADAH HAJI, saya pun kaget campur bingung.
Dengan spontan saya MENOLAK hadiah itu.
“Engga mau, Neng, saya engga mau berangkat haji dulu. Meskipun itu doa saya setiap hari,” kata saya.
“Lho kok engga mau, Bang?” kata si asisten kaget.
“Apa kata tetangga dan sodara2 saya nanti, saat saya pulang berhaji. Kok naik haji bisa, tapi masih ngebecak?”
“Memang naik haji adalah cita2 saya. Tapi nanti setelah saya mendapatkan pekerjaan selain narik becak, Neng.”
Akhirnya si asisten berdiskusi dgn si Ibu. Sambil menunggu mereka diskusi, saya pun tidak henti2nya bertanya kpd Allah.
“Ya Allah, pertanda apakah ini?” tanya saya dlm hati.
Tidak lama si Ibu menghampiri saya dan bertanya,
“Bang, kan abang bisa bawa mobil, bagaimana kalau menjadi supir di perusahaan saya di Jakarta?”
“Waduh … Jakarta ya, Bu? Ntar, keluarga saya gimana di sini?. Anak2 masih butuh bimbingan saya. Apalagi semuanya anak perempuan. Kayaknya enggak deh, Bu. Biar saya pulang aja deh. Insya Allah, kalau Allah ridho lain kali pasti saya diundang untuk ke Baitullah untuk berhaji.”
Akhirnya si Ibu membujuk saya untuk mendaftar haji dulu. Berangkatnya mau kapan. terserah, Yang penting dia menjalankan amanat suaminya. Kemudian si Ibu menelpon suaminya, menjelaskan kondisi yg ada mengenai saya. Setelah selesai mendaftar haji di Bank, kemudian kami pergi menuju sebuah dealer mobil.
“Kok masuk ke dealer mobil, Bu? Ibu mau beli mobil lagi? Mobil ini kurang gimana bagusnya?” kata saya bingung. Sambil tersenyum si Ibu meminta saya menunggu di mobil. Si ibu turun bersama asistennya. Selang setengah jam, si Ibu kembali ke mobil sambil membawa kwitansi pembayaran tanda jadi mobil.
“Nih bang, barusan saya sudah membayar tanda jadi pembelian mobil angkutan umum. Pelunas annya nanti kalau trayek sudah selesai diurus.”
“Mobil angkutan umum ini buat bang Udin, hadiah dari suami saya.” kata si Ibu.
“Jadi sambil menunggu keberangkatan abang naik haji tahun depan, abang bisa menabung dgn usaha dari mobil angkutan milik abang sendiri.”
Sambil meneteskan air mata tidak henti-hentinya saya mengucap syukur kepada Allah.
“Ini bukan dari saya dan suami saya, ini dari Allah melalui perantaraan saya,” kata si Ibu.
“Hadiah karena abang selalu menjaga sholat di awal waktu. Dan itu menjadi pelajaran yg sangat berharga bagi saya dan suami saya.”
“Mudah-mudahan kita semua bisa istiqomah menjaga sholat di awal waktu, ya, bang,” kata si Ibu.
Akhirnya kami pun kembali ke hotel, namun sebelumnya mampir di masjid untuk sholat dzuhur berjamaah.Setelah shollat dzuhur kemudian makan siang, Kami pun berpisah.
Saya pulang ke rumah dgn becak sata. Sedang si Ibu langsung pulang ke Jakarta.
Begitu Udin menutup kisahnya.
Setelah itu kehidupan Udin semakin membaik. Dia sudah memiliki rumah sendiri, walapun nyicil. Yang tadinya dia seorang supir angkot dan abang becak, sekarang dia jadi pemilik angkot dan dia pun sudah berhaji.
Subhanallah, Alhamdulillah
Sampai saat ini Udin masih terus menjaga sholat di awal waktu, malah semakin yakin dengan janji Allah.
Cerita ini merupakan KISAH NYATA, meskipun ada beberapa penambahan dan pengurangan dalam penuturannya.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, dan bisa menjadikan kita semakin yakin dengan janji Allah Swt, khusus nya yg berkaitan dgn rezeki..
Sahabat2-ku, .. Pesan moral dari cerita ini adalah ketika Allah berkehendak, semuanya akan menjadi nyata.
Mari kita jaga sholat kita selalu di awal waktu, utk mendapatkan keberkahan dari-Nya. Yakinlah Allah selalu menjaga hamba2-Nya yang bertakwa.
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah. Semoga Bermanfaat )
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanaka Allahumma Wabihamdika Asyhadu Allaaillaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu ilaik ...
0 komentar: